Kamis, 16 Oktober 2014

Sistem Informasi Akuntansi Pabrik Genteng

Kata Pengantar

            Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena hanya dengan berkat rahmat dan hidayah-Nya jualah saya dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi Pabrik Genteng”.
            Sebagaimana judul diatas, makalah  ini disusun untuk membuka wawasan kita sebagai mahasiswa untuk lebih mengenalapa itu basis data,modelling dan aplikasi, termasuk hal-hal lain yang berkaitan dengan itu serta dapat memahami dan dapat mengamalkan ilmu yang ada didalammya yang dapat dimanfaatkan di masa yang akan datang.


Bab I

Pendahuluan

Informasi Akuntansi dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Namun praktek akuntansi keuangan pada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) masih rendah dan memiliki banyak kelemahan (Suhairi, 2004; Raharjo & Ali, 1993; Benjamin, 1990; Muntoro, 1990). Pihak bank dan fiskus seringkali mengeluhkan ketidakmampuan dan atau kelemahan-kelemahan UKM dalam menyusun laporan keuangan. Benjamin (1990) berpendapat bahwa kelemahan UKM dalam penyusunan laporan keuangan itu antara lain disebabkan rendahnya pendidikan dan kurangnya pemahamam terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Sedangkan Muntoro (1990) berpendapat bahwa rendahnya penyusunan laporan keuangan disebabkan karena tidak adanya peraturan yang mewajibkan penyusunan laporan keuangan bagi UKM.
Standar akuntansi keuangan yang dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan harus diterapkan secara konsisten. Namun karena UKM memiliki berbagai keterbatasan, kewajiban seperti itu diduga dapat menimbulkan biaya yang lebih besar bagi UKM dibandingkan dengan manfaat yang dapat dihasilkan dari adanya informasi akuntansi tersebut (cost-effectiveness). Di samping itu, tersedianya informasi yang lebih akurat melalui informasi akuntansi yang dihasilkan diduga tidak mempengaruhi keputusan atas masalah yang dihadapi manajemen (relevance).
Studi awal yang dilakukan dengan jumlah responden yang terbatas, yaitu terhadap Akuntan Publik dan Akuntan yang bekerja sebagai analis kredit Bank di Sumatera Barat membuktikan bahwa SAK lebih relevance dan lebih cost-effectiveness bagi perusahaan besar dibandingkan UKM (Suhairi & Wahdini, 2006). Studi yang sama juga pernah dilakukan di beberapa negara, dan menyimpulkan bahwa Standar Akuntansi yang dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan overload(memberatkan) bagi UKM (Williams, Chen, & Tearney, 1989; Knutson & Hendry, 1985; Nair & Rittenberg 1983; Wishon 1985). Hal ini telah mendorong komite Standar Akuntansi Internasional (The International Accounting Standards Board) untuk menyusun Standar Akuntansi Keuangan yang khusus bagi UKM (Satyo, 2005).
Sekalipun memberatkan, penelitian tentang jenis informasi akuntansi yang disajikan dan digunakan oleh perusahaan kecil di Australia mengungkapkan bahwa informasi akuntansi utama yang banyak disiapkan dan digunakan perusahaan kecil adalah informasi yang diharuskan menurut undang-undang (statutory), yaitu Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Laporan Arus Kas (Homes, 1986; Homes & Nicholls, 1989). Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa sebahagian besar UKM yang menjadi responden tidak mampu menyiapkan sendiri informasi akuntansi yang diperlukannya, sehingga perusahaan meminta jasa Akuntan Publik (Homes & Nicholls, 1989).
Studi ini merupakan lanjutan dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Suhairi dan Wahdini (2006), dengan memperbanyak jumlah dan profesi responden dan juga lokasi penelitian, tidak hanya di Sumatera Barat tetapi juga di Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi responden terhadap relevance dan cost-effectiveness SAK bagi usaha besar dan UKM.

Bab II

Landasan Teori

Kerangka Teori

Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan yang berfugsi dengan tujuan yang sama(Ahall james, sistem informasi akuntansi, 2006:3)
Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen – komponen yang saling berhubungan, yang berinterasi untuk mencapai suatu tujuan- tujuan(romney, paul john steinbart,sistem informasi akuntansi, 2006:3)

Sistem adalah Sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi, 2003:2). 

Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur – prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan ( Zaki Baridwan, 1994:3)

Dari kempat definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah prosedur atau susunan yang saling berhubungan antara bagian yang satu dengan yang lain dan antara komponen yang satu dengan yang lain yang telah dikoordinasikan sedemikian rupa untuk melaksanakan suatu fungsi demi mencapai tujuan yang sama. 

Sistem informasi manajemen menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi yang berorientasi pada keputusan, untuk para manajer. Sistem informasi manajemen menyediakan berbagai informasi di luar yang berkaitan dengan data processing dalam organisasi. 
Sistem informasi menyadari bahwa para manajer di dalam organisasi mengunakan dan membutuhkan informasi untuk dasar pengambilan keputusan, dan bahwa sistem informasi berbasis komputer dapat menyediakan informasi kepada manajer.

Banyak organisasi yang menerapkan konsep sistem informasi manajemen untuk bidang – bidang fungsional tertentu dalam organisasi, seperti sistem pemasaran, sistem informasi produksi dan sistem informasi sumber daya manusia.

Sistem informasi pemasaran adalah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi pemasaran. Informasi tersebut banyak disediakan oleh sistem informasi akuntansi.

Sistem informasi produksi adalah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Informasi tersebut banyak disediakan oleh sistem informasi akuntansi.

Sistem informasi sumber daya manusia adalah sistem informasi manajemen yang menyediakan informasi untuk diguakan oleh fungsi sumber daya manusia ( yaitu fungsi kepegawaian). Informasi tersebut banyak disediakan oleh sistem informasi akuntansi.

’’An acconting information system(AIS) is a system that collects, records, stores, and processes data to produce information for decision makers’’(romney, 2006:6).
’’Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi’’(george H. Bodnar, william S. Hopwood, sistem informasi akuntansi, 2003:1)
‘’Sistem informasi akuntansi adalah seperangkat sumber manusia dan modal dalam organisasi yang berkewajiban untuk menyajikan informasi keuangan dan juga informasi yang diperoleh dari pengumpulan dan memproses data’’(Midjan, Azhar susanto, sistem informasi akuntansi, 2003:11)
Berdasarkan ketiga definisi diatas, pengertian sistem informasi akuntansi dapat disimpulkan sebagai seperangkat sumber daya manusia dan sumber modal di dalam suatu organisasi yang berkewajiban dalam pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi keuangan yang berguna sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Bab III

Pembahasan

Berikut ini adalah sistem informasi akuntansi dari perusahaan genteng yang saya rangkum :

Profil Perusahaan

Nama Pemilik: 
SALIMIN
Bentuk Perusahaan: 
Perorangan
Alamat: 
Nglarangan Kebak RT 04/01 Kebakkramat Karanganyar
Kecamatan: 
Kebakkramat
Kabupaten: 
Karanganyar
Nomor Komunikasi: 
0888 2910833 / 085 867 098 448
Usaha Utama: 
Manufaktur
Produk Utama: 
Genteng
Jumlah Tenaga Kerja: 
Kurang dari 5 orang
Daerah Pemasaran: 
Lokal 
Regional
Target Pasar utama: 
Atas 
Menengah 
Bawah
Omzet Penjualan per tahun: 
Rp. 35.520.000,00
Total Aset diluar Tanah dan Bangunan: 
Rp. 25.920.000,00
Gross Profit Margin: 
30,00% per tahun
Kebutuhan Kredit versi Responden: 
Rp. 20.000.000,00
Taksiran Nilai Aset: 
Rp. 670.000.000,00
Analisis kebutuhan kredit modal kerja: 
Rp. 321.000,00
Kepemilikan SIUP-TDP: 
Tidak punya

UKM atau usaha kecil menengah ini memang merupakan salah satu peluang bisnis yang mendapatkan perhatian dari pemerintah. Perannya yang besar dalam membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia memang pantas untuk mendapatkan perhatian.
Manfaat bisnis UKM ini sudah banyak dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat Indonesia yang kreatif dan mau berusaha. Bahkan anda sebagian dari UKM yang telah mampu mendapatkan omset lumayan setiap bulannya karena terus mengembangkan usaha tersebut. Keberhasilan dari beberapa UKM tersebut pastinya tidak akan bisa lepas dari manajemen SDM untuk UKM.
Sebagai usaha kecil menengah, UKM memang membutuhkan manajemen SDM yang baik sehingga SDM yang dipilih benar-benar memberikan kontribusi berarti untuk UKM.
Manajemen SDM itu sendiri merupakan perencanaan, pengembangan, perbaikan, dan juga evaluasi kinerja semua karyawan yang mana langkah ini berfungsi untuk melihat efektifitas setiap hal yang sudah dikerjakan. Hal ini merupakan bagian penting dari manajemen SDM untuk UKM sehingga bisnis kecil ini bisa memberikan hasil yang besar.
Secara administratif, ada beberapa hal yang meliputi manajemen SDM untuk UKM diantaranya adalah :
a. Penyusunan struktur organisasi UKM itu sendiri yang meliputi manager atau Koordinator, sekretaris, bendahara, hingga anggota, dan lain-lain.
b. Seleksi, rekrutme, hingga PHK pada SDM yang benar-benar harus diperhatikan, dengan tujuan agar bisnis UKM yang dijalankan bisa berhasil.
c. Pelatihan yang diikuti oleh pengembangan setiap SDM juga merupakan bagian dari manajemen SDM untuk UKM. Pelatihan dan pengembangan ini difungsikan untuk memberikan pengetahuan yang lebih matang kepada setiap karyawan sehingga mereka memiliki modal pengetahuan yang memdai untuk mengelola UKM.
d. Membuat kebijakan dan juga prosedur untuk memberikan kesejahteraan serta kewajiban karyawan juga bagus untuk diberikan. Hal tersebut biasanya meliputi, kedisiplinan, asuransi, fasilitas karyawan, dan lain-lain.
e. Dokumentasi data karyawan merupakan kebijakan administratif yang sudah seharusnya dimiliki oleh setiap UKM.
f. Administrasi lain yang juga tidak kalah penting adalah upah karyawan.
Untuk mendukung sistem manajemen yang baik, hal-hal mengenai SDM atau karyawan secara adiministratif juga merupakan bagian yang penting. Sedangkan secara pelaksanaan, setiap UKM yang memiliki 25 karyawan lebih harus memiliki peraturan perusahaan yang mana telah diatur oleh DEPNAKER dan transmigrasi.
Secara pelaksanaan , tahap awal manajemen SDM untuk UKM yang harus dilakukan adalah perencanaan yang mana dalam tahap ini UKM harus menentukan jumlah karyawan yang akan dibutuhkan.
Perencanaan ini meliputi berbagai hal diantaranya adalah berapa banyak jumlah karyawan, hal-hal yang harus dilakukan oleh karyawan, kemampuan yang harus dimiliki oleh karyawan, dan lain sebagainya. Selain itu struktur yang jelas dalam UKM juga merupakan bagian penting dari manajemen.
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan seleksi terhadap keryawan yang akan direkrut. Ingat jangan sampai anda merekrut karyawan dengan asal-asalan jika anda mengharapkan bisnis yang anda jalankan menjadi sukses.
Proses rekrutment ini akan memberikan kesempatan bagi anda untuk menentukan calon karyawan yang berpotensi dan memiliki komitmen serta loyalitas yang tinggi. Dengan begitu, UKM tidak akan sering mengganti karyawannya.
Manajemen SDM untuk UKM selanjutnya adalah dengan melakukan proses evaluasi dan pengembangan. Tahap ini untuk mengetahui efektifitas dari setiap tugas yang diberikan kepada karyawan. Sedangkan pengembangan akan sangat diperlukan untuk memperkaya pengetahuan karyawan.
Selain itu beberapa aspek yang berkaitan dengan karyawan juga harus benar-benar diperhatikan dan dipahami dengan cermat. Bagaimanapun juga kualitas SDM yang baik akan berdampak pada perkembangan UKM untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Hubungan SIA dengan Efektifitas Pengendalian Internal Penjualan
Sistem informasi akuntansi penjualan yang diterapkan pada perusahaan garment di tanjungpinang .Kegiatan operasional usaha khususnya pada aktifitas penjualan pada swakarya busana dan karwikarya tidak terlepas dari peranan system informs akuntansi dalam menunjang efektifitas pengendalian internal penjualan yang digunakan mandjemn dlam mengelolah penjualan perusahan untuk dapat bekerja secara efektif dan efisien .
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan . system informasi akuntansi yang ada pada usaha garment di tanjungpinang telah baik . hal ini dari  diterapkannya unsur-unsur SIA sebagai berikut:
a
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam merekrut karyawan pemilik hanya menarik orang-orang yang sekampung dengan pemilik atau masih ada hubungan keluarga. Maka tidak heran ika para pegawai dan pedagang lebih banyak berasal dari daerah Bandung, Sumedang, dan daerah jawa barat lainnya.

      b.  Prosedur-prosedur
prosedur yang digunakan usaha ini adalah aktivitas penjualan tunai maupun kredit  . prosedur  yang membentuk system penjualan adalah perosedur penerimaan pesanan ,penyiapan barang ,penyerahan barang,pembayaran tunai .prosedur yang telah memenuhi syarat untuk membentuk system informasi akuntansi penjualan .syarat-syarat yang telah dipenuhi :

1.     Dapat dipahami
Informasi yang dihasilkan dari system dapat diphami oleh pengguna informasi

2.    Relevan
System tersebut relevan untuk dapat digunakan dalam pengambilan keputusan .

3.     Kendala
Informasi yang dihasilkan dari system tersebut memiliki kualitas andal serta dapat dipertanggung jawabkan


4.     Dapat dibandingkan
Menghasilkan laporan yang dapat diperbandingkan dengan periode-periode sebelumnya data tentang proses bisnis data yang digunakan usaha ini seperberasal dari formulir-formulir penjualan .

5.    infrastruktur teknologi informasi
sudah menggunakan computer,telepon dan jaringan internet .

Efektifitas pengendalian internal penjualan yang diterapkan pada usaha
Efektifitas pengendalian internal penjualan yang diterapkan pada usaha suah mencerminkan pengendalian yang efektif dan efisien . hal ini dapat dilihat dari dilaksanakannya unsur :
a.    lingkungan pengendalian
b.    telah dilakukan secara efektif . hgal ini dapat dilihat dari faktir-faktor  sebagai berikut :
1. Integrasitas dan nilai etika
2. kebijakan dan pelatihan SDM
3. struktur organisasi
4. aktifitas pengendalian
5. informasi dan komunikasi

Bab IV

Penutup

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan, implikasi, dan saran sebagai berikut:

Kesimpulan

1. SAK mengandung berbagai standar yang harus diikuti dan dipedomani dalam menyusun laporan keuangan.Namun demikian, secara umum terdapat dua jenis standar yaitu “standar pengukuran” dan “standar pengungkapan”. “Standar pengukuran” merupakan standar yang digunakan dalam mengukur suatu kejadian yang mempengaruhi posisi keuangan perusahaan; kapan dan bagaimana menentukan nilai dari suatu transaksi. Sedangkan “standar pengungkapan” mengandung keharusan untuk mengungkapkan transaksi-transaksi tertentu supaya kejadian dan transaksi tersebut lebih dipahami oleh pamakai laporan keuangan.

2. Secara keseluruhan hasil penelitian ini menyokong temuan penelitian terdahulu. Baik dengan menggunakan ukuran relevance maupun dengan menggunakan ukuran cost-effectivenes; SAK yang dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan di Indonesia lebih memberatkan bagi UKM dibandingkan usaha besar.

     3. Teknik dan proses akuntansi yang digunakan diterapkan UKM di Indonesia masing banyak terpengruh dengan sistem Tata Buku sehingga banyak yang tidak mampu menyiapkan laporan keuangan secara lengkap.
      Umumnya, UKM menggunakan buku kas harian yang kemudian dari buku tersebut disusun laporan laba rugi. Sedangkan untuk menyusun laporan keuangan lainnya, ditemui berbagai kesulitan sehingga banyak yang tidak mampu menyiapkannya

Saran
Dibutuhkan penelitian yang lebih luas dan sampel yang lebih banyak guna meningkatkan keyakinan tentang perlunya pihak-pihak yang berkompeten menyusun standar SAK yang khusus bagi UKM. Pakar Akuntansi yang bekerja dalam bidang lain diperkirakan juga harus dilibatkan sehingga dapat memberikan gambaran atau kesimpulan yang lebih luas.
Dibutuhkan penyusunan studi kasus tentang cara penyusunan laporan keuangan UKM dengan menggunakan pola penggabungan antara jurnal khsusus dengan buku besar dan atau buku pembantu dengan menambahkan kolom-kolom buku besar disamping kanan dari jurnal khusus yang dibuat. Diperkirakan laporan studi kasus seperti ini dapat dimanfaatkan untuk proses sosialisasi metode penyusunan laporan keuangan yang lebih sederhana ini.


Sumber :
http://rumah-akuntansi.blogspot.com/2013/10/makalah-sistem-informasi-akuntansi-sia_27.html
http://soma28.wordpress.com/2010/12/16/sistem-informasi-akuntansi-dalam-usaha-kecil/
http://sovi70-ovi.blogspot.com/2010/06/bab-ii-landasan-teori.html
http://www.umkm-soloraya.com/profil-perusahaan/karanganyar/genteng-pak-salimin
http://menjadiwirausaha.com/sistem-manajemen-sdm-terbaik-untuk-ukm/

Perbedaan SIA dengan SIM

Sistem Informasi Akuntansi Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.

Sistem informasi manajemen, adalah sebuah sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras(hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen dan keputusan, dan sebuah data base”.

Definisi SIA :
Suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.
Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
1. SIA melakasanakan tugas yang diperlukan

2. Berpegang pada prosedur yang relatif standar
3. Menangani data rinci
4. Berfokus historis
5. Menyediakan informasi pemecahan minimal
Perbedaan SIA dan SIM :
• SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan sedang
• SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi
2 komponen SIA
– Spesialis Informasi
– Akuntan


Contoh SIA sebagai pusat informasi perusahan Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntungan yang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut
Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Selanjutnya kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.
Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu :
1. Pentingnya komunikasi antar departemen/subsystem yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.
2. Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil keputusan.
Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh SIA dibedakan menjadi 2, yaitu :
– informasi akuntansi keuangan, Informasi yang berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak extern.
– Informasi Akuntansi Manajemen, informasi yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Didalam Akuntansi Manajemen terdapat dua komponen yang digunakan bagi perencanaan dan pengendalian perusahaan, yaitu :
1. Sistem Akuntansi Biaya
2. Sistem Budgeting
Sistem Akuntansi Biaya
1.Digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan dari aktivitas pengadaan, proses distribusi dan penjualan
Budgeting
2.adalah proyeksi keuangan perusahaan untuk masa depan yang bermanfaat untuk menolong manajer dalam perencanaan dan pengawasan





Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi penerapan SIA dalam perusahaan :
1. Analisa Perilaku
2. Metode kuantitatif
3. Komputer
Analisa Perilaku
Setiap sistem yang tertuangkan dalam kertas tidak akan efektif dalam penerapannya kecuali seorang akuntan dapat mengetahui kebutuhan akan orang-orang yang terlibat dalam sistem tersebut.
Akuntan tidak harus menjadi seorang psikolog, tapi cukup untuk mengerti bagaimana memotivasi orang-orang untuk mengarah kepada kinerja perusahaan yang positif.
Selain itu juga seorang akuntan harus menyadari bahwa setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda dalam menerima suatu informasi, sehingga informasi yang akan diberikan dapat didesain dan dikomunikasikan sesuai dengan perilaku (behavior) para pengambil keputusan.
Metode Kuantitatif
Dalam menyusun informasi, seorang akuntan harus menggunakan metode ini untuk meningkatkan efektifitas dan nilai dari informasi tersebut.
Komputer
Pada beberapa perusahaan, komputer telah digunakan untuk menggantikan pekerjaan rutin seorang akuntan, sehingga memberikan waktu yang lebih banyak kepada akuntan untuk dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan.




Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen

Akuntansi dalam bisnis dan dinamika perusahaan, mempunyai peran yang sangat penting terutama untuk memberikan informasi keuangan sebagai pendukung pengambilan keputusan. Berbagai macam kepentingan, keputusan, dan penggunaan informasi keuangan dalam perusahaan menyebabkan berkembangnya ilmu Akuntansi, informasi keuangan yang dihasilkan bukan hanya terbatas pada penyediaan laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen saja, namun sebagai alat pendukung pengambilan keputusan di masa datang, peramalan laba, hingga akuisisi dan merger. Meskipun perkembangan Akuntansi sebagai disiplin ilmu begitu luas namun secara garis besar Akuntansi dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen. Kedua tipe tersebut muncul karena dinamika perusahaan yang bertemu dengan disiplin ilmu Akuntansi dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pengguna informasi keuangan yang berbeda. Pengambil keputusan yang berbeda, memerlukan informasi keuangan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan pokok antara Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen terletak pada:
  1. Pemakai Laporan Akuntansi dan tujuan mereka
  2. Lingkup Informasi
  3. Fokus Informasi
  4. Rentang Waktu
  5. Kriteria bagi informasi Akuntansi
  6. Sifat informasi

Akuntansi Keuangan
Akuntansi keuangan mempunyai tujuan untuk menyajikan informasi keuangan bagi pemakai di luar perusahaan, contohnya seperti pemegang saham, kreditor, analis keuangan, karyawan, instansi pemerintah dan lainnya. Sementara itu, tujuan masing-masing pemakai laporan keuangan dari pihak luar perusahaan adalah bentuk hubungan atau kerjasama yang akan mereka ambil di masa depan dengan perusahaan penerbit laporan keuangan, singkatnya para pemakai laporan keuangan menggunakan laporan keuangan tidak bertujuan untuk mengambil keputusan mengenai perusahaan, namun lebih pada untuk mengambil keputusan jenis dan sifat hubungan seperti apa yang akan di lakukan dengan perusahaan penerbit laporan keuangan di masa yang akan datang.


Untuk lingkup informasi, pada laporan Akuntansi Keuangan umumnya menyajikan informasi keuangan tentang perusahaan secara keseluruhan. Neraca (laporan posisi keuangan) yang menyajikan aset, kewajiban (liabilitas), dan modal perusahaan secara keseluruhan, ataupun laporan Rugi-Laba (laporan laba-rugi komprehensif) yang menyajikan hasil kegiatan dari perusahaan secara keseluruhan. Karena tujuan laporan keuangan untuk pemakai dari luar perusahaan, maka informasi yang ada dalam laporan keuangan lebih berbentuk ringkasan(summary) dan menggambarkan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini sangat penting untuk pengguna laporan keuangan yang berasal dari luar perusahaan sebagai perluasan dari informasi mengenai perusahaan secara keseluruhan.
Ditinjau dari fokus informasi, Akuntansi Keuangan berfokus pada informasi masa lalu(historical). Akuntansi Keuangan menggambarkan suatu bentuk pertanggungjawaban dana yang sebelumnya dipercayakan oleh para penyedia dana dari pihak luar perusahaan kepada manajemen perusahaan.
Dari segi rentang waktu, Akuntansi Keuangan menghasilkan laporan yang kurang fleksibel dan hanya mencakup jangka waktu tertentu, seperti misalnya periode satu tahun (annual), periode setengah tahun (interim), periode satu kuartal, atau periode satu bulan.
Untuk kriteria bagi informasi Akuntansi Keuangan, merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim atau berterima secara umum. Prinsip-prinsip tersebut merupakan hasil dari perumusan organisasi yang berwenang seperti Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Badan Pengawas  Pasar Modal (BAPEPAM) sebagai hasil dari tuntutan pemakai laporan keuangan yang berasal dari pihak luar perusahaan. Pemakai laporan keuangan dari pihak luar perusahaan tidak mempunyai pengetahuan langsung tentang praktik dalam perusahaan, laporan keuangan merupakan satu-satunya media komunikasi antara pihak luar dengan manajemen, karena itu laporan keuangan dari Akuntansi keuangan memerlukan suatu standarisasi bentuk laporan keuangan agar pengguna laporan keuangan dari pihak luar dapat membandingkan berbagai laporan keuangan dari beberapa perusahaan yang berbeda sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan yang akan diambil dengan perusahaan di masa datang.
Sifat informasi dari Akuntansi Keuangan memerlukan tingkat ketepatan yang tinggi, objektif, dapat diuji kebenarannya, dan juga akurat, karena para pemakainya adalah pihak-pihak dari luar perusahaan yang menggunakan laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan. Untuk mendapatkan tingkat ketepatan tersebut perusahaan terkadang menggunakan jasa dari pihak ketiga yang bebas dari kepentingan apapun untuk memberikan pendapat tentang laporan keuangan perusahaan, yaitu auditor.




Akuntansi Manajemen
Berbeda dengan Akuntansi Keuangan yang mempunyai fokus laporan pertanggungjawaban dan ringkasan kondisi perusahaan kepada pihak luar perusahaan, laporan keuangan atau hasil olah informasi dari Akuntansi Manajemen mempunyai fokus menyediakan informasi keuangan bagi keperluan pihak internal perusahaan atau manajemen. Akuntansi Manajemen berhubungan dengan informasi mengenai perusahaan untuk memberikan manfaat bagi para pemakai laporan keuangan yang berada dalam perusahaan (manajemen) sebagai bahan pertimbangan yang mendukung dalam pengambilan keputusan.
Lingkup informasi pada Akuntansi Manajemen cenderung lebih sempit, tidak lagi berfokus pada perusahaan sebagai satu entitas melainkan lebih detil karena lingkup informasi bertujuan untuk melaporkan bagian-bagian tertentu dari perusahaan, seperti bagian produksi, bagian pemasaran dan lainnya. Namun kompleksitas lingkup informasi keuangan yang dihasilkan oleh Akuntansi Manajemen ini nantinya akan sejalan dengan tingkat-tingkat manajemen yang terlibat dalam membuat keputusan.
Dalam fokus informasi, Akuntansi Manajemen cenderung berorientasi pada masa yang akan datang, karena pengambilan keputusan selalu menyangkut tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang, namun untuk sumber informasi yang akan diolah bisa bervariasi, mulai dari biaya-biaya di masa lalu (historical cost), biaya sekarang(current cost) atau biaya masa datang (future cost).
Untuk Rentang waktu, Akuntansi Manajemen menyediakan rentang waktu yang jauh lebih fleksibel dibandingkan Akuntansi Keuangan, hal ini terjadi karena tuntutan dari manajemen perusahaan yang harus membuat keputusan-keputusan penting dalam waktu yang relatif singkat dan cepat, baik yang bersifat terstruktur, semi-terstruktur, hingga tidak terstruktur. Rentang waktu yang diberikan bisa berupa harian, mingguan, bulanan, atau bahkan hingga periode 10 tahun.
Kriteria bagi informasi Akuntansi Manajemen tidak dibatasi oleh prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum, selama itu memberi manfaat bagi pihak manajemen perusahaan, baik itu dalam hal pengukuran, ataupun perhitungan. Dalam Akuntansi manajemen, praktik-praktik yang telah terbukti berhasil dan bermanfaat pada suatu perusahaan kebanyakan akan ditiru oleh perusahaan-perusahaan lain yang kemudian akan menyebar luas dalam dunia industri. Selain itu, pada Akuntansi Manajemen tidak ada organisasi ataupun undang-undang yang mengatur praktik-praktiknya, selama itu bermanfaat untuk manajemen perusahaan maka perusahaan akan terus menggunakan praktik-praktik tersebut.
Akuntansi Manajemen menghasilkan informasi yang akan membantu manajemen untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan kebijakan perusahaan, baik untuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian, pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijakan dalam perusahaan selalu menyangkut masa yang akan datang. Maka dari itu Akuntansi Manajemen tidak hanya mengandalkan satu disiplin ilmu saja yaitu akuntansi, namun

juga mengambil disiplin ilmu dari manajemen untuk mengatasi dan mengatur sumber daya dan waktu perusahaan, selain itu Akuntansi Manajemen juga menggunakan disiplin ilmu psikologi sosial ketika melakukan estimasi, perkiraan dan peramalan untuk penjualan produk, pengendalian sumber daya manusia. Akuntansi Manajemen sering mengumpulkan informasi-informasi yang relevan dengan pengambilan keputusan dan bersifat taksiran karena pengambilan keputusan selalu menyangkut tentang masa yang akan datang.


Referensi :
http://sijenius.wordpress.com/2013/05/03/perbedaan-akuntansi-keuangan-dan-akuntansi-manajemen/
http://greeaone.wordpress.com/2011/10/05/1-3-perbedaan-sia-dan-sim/
http://diyasspenynotalia.wordpress.com/2012/12/29/perbedaan-sim-dan-sia/

Minggu, 11 Mei 2014

Kewarganegaraan

Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam kontrol satuan politik tertentu (secara khusus: negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut warga negara. Seorang warga negara berhak memiliki paspor dari negara yang dianggotainya.

Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan (bahasa Inggris: citizenship). Di dalam pengertian ini, warga suatu kota atau kabupaten disebut sebagai warga kota atau warga kabupaten, karena keduanya juga merupakan satuan politik. Dalam otonomi daerah, kewargaan ini menjadi penting, karena masing-masing satuan politik akan memberikan hak (biasanya sosial) yang berbeda-beda bagi warganya.

Kewarganegaraan memiliki kemiripan dengan kebangsaan (bahasa Inggris: nationality). Yang membedakan adalah hak-hak untuk aktif dalam perpolitikan. Ada kemungkinan untuk memiliki kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara (contoh, secara hukum merupakan subyek suatu negara dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki hak berpartisipasi dalam politik). Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara.

Di bawah teori kontrak sosial, status kewarganegaraan memiliki implikasi hak dan kewajiban. Dalam filosofi "kewarganegaraan aktif", seorang warga negara disyaratkan untuk menyumbangkan kemampuannya bagi perbaikan komunitas melalui partisipasi ekonomi, layanan publik, kerja sukarela, dan berbagai kegiatan serupa untuk memperbaiki penghidupan masyarakatnya. Dari dasar pemikiran ini muncul mata pelajaran Kewarganegaraan (bahasa Inggris: Civics) yang diberikan di sekolah-sekolah.

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh UU sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta) Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan, NIK) apabila ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang bersangkutan dalam tata hukum internasional.

Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah

  • setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI
  • anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
  • anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara asing (WNA), atau sebaliknya
  • anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
  • anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI
  • anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
  • anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin
  • anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
  • anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
  • anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya
  • anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
  • anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi

  • anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing
  • anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan
  • anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
  • anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI.

Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk dalam situasi sebagai berikut:

Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia
Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara Indonesia

Di samping perolehan status kewarganegaraan seperti tersebut di atas, dimungkinkan pula perolehan kewarganegaraan Republik Indonesia melalui proses pewarganegaraan. Warga negara asing yang kawin secara sah dengan warga negara Indonesia dan telah tinggal di wilayah negara Republik Indonesia sedikitnya lima tahun berturut-turut atau sepuluh tahun tidak berturut-turut dapat menyampaikan pernyataan menjadi warga negara di hadapan pejabat yang berwenang, asalkan tidak mengakibatkan kewarganegaraan ganda.

Berbeda dari UU Kewarganegaraan terdahulu, UU Kewarganegaraan tahun 2006 ini memperbolehkan dwikewarganegaraan secara terbatas, yaitu untuk anak yang berusia sampai 18 tahun dan belum kawin sampai usia tersebut. Pengaturan lebih lanjut mengenai hal ini dicantumkan pada Peraturan Pemerintah no. 2 tahun 2007.

Dari UU ini terlihat bahwa secara prinsip Republik Indonesia menganut asas kewarganegaraan ius sanguinis; ditambah dengan ius soli terbatas (lihat poin 8-10) dan kewarganegaraan ganda terbatas (poin 11).

Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Kewarganegaraan

http://id.wikipedia.org/wiki/Warga_Negara_Indonesia